Menikah Dini, Siapa Takut?


Oleh: Enzo Satriawan
Pernikahan merupakan suatu ikatan yang sakral.  Tak hanya melibatkan Negara sebagai saksi pencatat, tapi juga disaksikan oleh Tuhan Yang Maha Esa.  Banyak ketakutan-ketakutan masyarakat masa kini tentang pernikahan.  Karena ketidaksiapan pasangan untuk menjalani kehidupan mandiri.  Apalagi jika sudah memiliki anak. 

Pelaku nikah dini, dinilai lebih tegar dalam menjalani kehidupan.  Mengapa?  Karena pelaku nikah dini merupakan pernikahan dua orang pasangan yang sudah siap menjalani resiko yang besar di tengah upaya pencarian jati diri remaja.  Dibanding menikah di usia mapan, pernikahan dini bagi sebagian besar pelaku yang benar-benar sudah memutuskan menikah muda, bukan menikah karena ‘kecelakaan’, menjadi tantangan yang harus diselesaikan. 

Berbeda dengan pasangan yang menikah ketika sudah hampir berkepala tiga misalnya.  Walaupun sudah menjalani kehidupan yang mandiri,  memulai pernikahan di usia tsb tetap saja harus dimulai dari nol.  Juga, semakin bertambahnya usia, manusia semakin egois dalam melakukahn segala halnya.  Karena mereka merasa sudah mulai tidak mampu melakukan beberapa hal.  Satu-satunya hal yang bisa membuat mereka mendapatkan apa yang mereka mau adalah dengan menjadi egois.

Untuk pasangan muda, dengan penuh percaya diri, mereka memulai kehidupan dari nol.  Walaupun dimulai dengan susah payah, tentu pasangan muda akan keluar dari situasi terberat sekalipun dengan berusaha.  Menghindarkan diri dari ‘zona nyaman’ yang bukan pasangan pernikahan dini lakukan.

Percayalah, pertimbangan rezeki sudah ada yang mengatur.  

Tidak perlu khawatir dengan menikah muda.  Asalkan berusaha terus menerus dan berdoa dimintai perlindungan dan keberuntungan atas perniagaan yang dilakukan, niscaya kita akan sukses.  

0 komentar:

Posting Komentar