Basreng Dadakan Ala Edi


Bermodal 4 juta rupiah 6 bulan lalu, Dedi Kusnadi (40) pemilik dari Basreng Dadakan memulai bisnisnya.  Dengan modal tersebut ia mendirikan kedai pertamanya di Jalan Imam Bonjol.  Dengan keuntungan dari dagangannya ini, kini ia telah memiliki 9 kedai di Bandar Lampung. 
Pada penjualan pertamanya ia mengaku bahwa pada hari itu dagangannya yang sebanyak seratus buah bakso habis.   Dengan keuntungan 100 ribu rupiah ia raih.  Pada saat itu ia tak menduga akan hal ini, karena hari tersebut merupakan hari pertama ia berjualan.  Ketidakpercayaannya itu juga didasarkan dari pengalaman pedagang disekitarnya yang ketika berjualan pertama kali tidak sesukses dirinya.

Tidak puas dengan kedai pertama, Edi membuka kedai lain di Bandar Lampung.  Diantaranya di Kemiling, Bukit Kemiling Permai, Susunan Baru, Persit, Imam Bonjol, Skitaran YP Unila, SMP 25, SMA Negeri 2 bandar Lampung, dan Sekolah Al Azhar.  Secara singkat, dengan ke 9 kedainya ini, ia mengaku mampu menjual sebanyak 3000 buah perhari.   Dan kini, ia baru saja membuka kedai baru di tiga tempat.  Yaitu di Pekor, Pasar Tugu dan Pengajaran Bandar Lampung.  “Saya buka kedai baru di tiga tempat, Pekor, Pasar Tugu, dan Pengajaran karena saya lihat ada potensi.”Katanya.
 
Basreng merupakan kepanjangan dari Bakso Goreng.  Di kedai Basreng milik Edi, bahan mentah Bakso yang setelah digoreng secara khusus kemudian diberi perasa sesuai keinginan.  Sehingga jadilah Basreng ala Edi.  Ada rasa pedas, keju, jagung manis, jagung bakar, barbeque, dan keju susu.  Dari semua rasa, rasa yang paling diminati pembeli adalah rasa pedas.

Dalam Berdagang Basreng ini, Ia mengaku bahwa ini merupakan bisnis keluarganya yang ia rintis bersama anggota keluarganya.  Kedai-kedai ini ia percayakan kepada anaknya.  Karena inisiatif awal ia berdagang adalah karena anaknya tidak mampu menembus Perguruan Tinggi Negeri.  Sehingga pada saat itu mereka berinisiatif membangun sebuah usaha keluarga untuk masa depan keluarganya.  Kini, bisnis ini ia serahkan kepada anaknya yang berumur 18 tahun. 

Untuk soal ide, ia mengaku bahwa ide basreng ini ia dapat ketika ia bersama keluarga berjalan-jalan ke Bandung dalam rangka pulang kampung.  Di sana ia melihat potensi bahwa Basreng yang cukup familiar di Bandung ini akan sukses dibawa ke Lampung.  “Saya melihat potensi di Basreng ini, lalu saya jual di Lampung.” Ungkap Edi.   


Ia juga akan merambah ke seluruh bagian Bandar Lampung untuk memperluas jaringan usahanya.  Namun ia mengaku masih membutuhkan suntikan modal investor dari perluasan usahanya.  

0 komentar:

Posting Komentar